API merupakan proses kimia, yaitu proses oksidasi cepat yang menghasilkan panas cahaya. Api dapat berbentuk jika terjadi persenyawaan (bergabungnya) tiga unsur yang dikenal dengan teori segitiga API.
API ini jika dibutuhkan dan tentunya dalam pengawasan akan memberikan manfaat. Tapi bagaimana jika si API ini hadir tanpa dibutuhkan atau diinginkan ? tentunya akan menjadi risiko besar yang sangat tidak diinginkan karena dapat merusak aset, lingkungan sekitar dan membahayakan nyawa manusia
Liotec Mitra Utama sedikit berbagi pengetahuan nih mengenai API & Teknik untuk memadamkannya. Umumnya APAR (Alat Pemadam Api Ringan) konvensional digunakan untuk mengatasi api awal yang kedatangannya tidak diinginkan agar tidak terjadi kebakaran. Namun untuk menggunakan APAR konvensional ini harus di operasikan dengan benar oleh seseorang yang berani dan sigap agar benar benar efektif. Itu sebabnya api yang muncul terkadang tidak terkendalikan karna memilih untuk mengevakuasi diri daripada memadamkan api awal tersebut yang dapat menciptakan kebakaran dan merusak aset, lingkungan bahkan membahayakan manusia.
Sebelum memadamkan api perlu diketahui jenis dari benda yang terbakar, dengan klasifikasi api kita bisa menentukan media yang cocok untuk memadamkannya.
NFPA (National Fire Protection Association) membagi 6 kelas Klasifikasi API:
Kelas A: Kebakaran yang terjadi pada benda padat kecuali logam.
Beberapa diantaranya yakni kayu, kertas, plastik, karet, kain. Kebakaran kelas A dapat dipadamkan dengan air, uap air, pasir, busa, karbondioksida (CO2), serbuk kimia kering, dan cairan kimia.
Kelas B: Kebakaran yang terjadi pada benda gas, uap atau cairan.
Beberapa diantaranya bensin, solar, minyak tanah, aspal, alkohol, dan elpiji. Kebakaran kelas B dapat dipadamkan dengan pasir maupun tanah (untuk area kebakaran yang kecil), busa, karbondioksida (CO2), Serbuk kimia kering. Pada kelas B, kebakaran tidak boleh dipadamkan dengan air sebab air bisa mengalir dan meluas, sehingga kebakaran semakin menyebar.
Kelas C: Kebakaran yang terjadi pada peralatan listrik bertegangan.
Kebakaran kelas ini biasanya terjadi akibat korsleting listrik sehingga menimbulkan percikan api yang membakar benda-benda di sekitarnya. Pemadam berupa air dan busa tidak boleh digunakan. Air dan busa adalah konduktor (penghantar listrik) dan akan menyebabkan orang-orang yang berada di area tersebut tersengat listrik. Kebakaran kelas C dapat dipadamkan dengan karbondioksida (CO2), dan serbuk kimia kering.
Kelas D: Kebakaran yang terjadi pada bahan logam.
(magnesium, almunium, kalium, dan sebagainya). Kebakaran kelas ini sangat berbahaya dan hanya dapat dipadamkan dengan serbuk kimia kering dan grafit.
Kelas E yakni Kebakaran yang terjadi pada bahan-bahan radioaktif
Kelas K: Kebakaran yang terjadi pada bahan masakan.
Adapun cara memadamkannya yakni menggunakan APAR berisi cairan kimia dan atau karbondioksida.
Bagaimana metode untuk memadamkan api menurut segitiga API ?
A. STARVATION
Mengurangi/memisahkan material mudah terbakar atau menutup aliran cairan dan gas yang terbakar
B. SMOTHERING
mengisolasi / menyelimuti dengan memutus hubungan udara dengan benda yang terbakar
C. DELUTION
Pemadaman dengan cara mengikat/menguraikan Oksigen
D. COOLING
Mengurangi atau menurunkan panas hingga benda yang terbakar mencapai suhu dibawah titik nyalanya
E. BREAKING CHAIN REACTION
Partikel – partikel media pemadaman api yang di pakai dapat menyerap / mengikat radikal hydroksil dari api secara kimiawi ataupun secara mekanis
APA SOLUSI TERBAIK UNTUK MELINDUNGI ASET, LINGKUNGAN, DAN NYAWA MANUSIA YANG EFEKTIF ?
ALAT PEMADAM KEBAKARAN OTOMATIS – REACTON
Dengan sistem kerja alat pemadam kebakaran yang otomatis ini mengurangi bantuan manusia untuk memadamkan api. Reacton yang memiliki izin dan sertifikasi internasioanl akan memberi kepercayaan dalam perlindungan 24/7.